Jumat, 27 September 2013

Cinta adalah Energi!


Kerja adalah cinta!. Demikian orang bijak berkata. Menurut saya cinta adalah alasan atas semua tindakan yang kita lakukan di dunia ini. Cinta adalah sumber inspirasi yang tidak terbatas. Cinta kepada orang tua. Cinta kepada kekasih/pasangan. Cinta kepada anak, sanak family, kerabat, inner circle. Dan tentu saja cinta kepada Tuhan dan Rasul Nya. Ketika melakukan semua hal dengan cinta semua akan terasa ‘ringan’ dan indah. Bayangkan misalnya kita melakukan pekerjaan sambil ‘ngedumel’, pekerjaan yang semestinya ringan pasti akan terasa berat. Bahkan ketika makan pun dilakukan tidak dengan cinta maka akan terasa tidak enak.

Cinta adalah energi!. Dengan cinta semua terasa mudah, ringan, dan indah saja. Hal ini dikarenakan cinta memberikan tambahan energi positif, suggesti kepada diri yang merasakannya. Makanya banyak para motivator, penyair, seniman, pemusik, pengusaha, dll yang menyatakan bahwa cinta adalah salah satu faktor keberhasilan mereka. Pengusaha sukses mengatakan bahwa sebab keberhasilan mereka adalah akibat kerja keras dan pantang menyerah mereka di awal merintis usahanya. Kerja keras dan pantang menyerah ini sebenarnya adalah pengejawantahan dari kecintaan (cinta) mereka terhadap pekerjaan atau hal yang mereka lakukan. Jika mereka tidak cinta maka dapat dipastikan pada saat jatuh mereka akan menyerah. Tapi karena tambahan energi dan suggesti cinta menyebabkan mereka terus berjuang hingga mencapai keberhasilan.

Cinta bersifat universal!. Beberapa tahun belakangan sering saya baca selebriti dunia sedang ‘trend’ mengadopsi anak dari sebuah negeri miskin di kawasan afrika. Sebut saja Madonna, si “Lara Croft-Tomb Raider” Angelina Jolie, dll. Saya sempat heran apa sebenarnya tujuan mereka mengadopsi anak sampai jauh ke benua Afrika. Setelah saya renungkan, tak lain dan tak bukan adalah dikarenakan cinta!. Ya cinta. Cinta mereka terhadap anak-anak kecil yang tidak berdosa dan harus menanggung beban karena perekonomian di negeri mereka. Mungkin ada motif lain, tapi saya berani katakan pasti ada faktor cinta yang menyebabkan mereka, para selebritis, ini mengadopsi anak-anak tersebut. Karena cinta, mereka ingin anak-anak ini hidup lebih layak. Jadi meskipun para selebritis ini jauh di benua Amerika sana, tidak menghalangi cinta mereka kepada anak-anak kurang beruntung yang berada di benua Afrika. Cinta tidak mengenal batas dan jarak.
 

Ada banyak kisah yang sudah ditulis oleh para pesohor di dunia tentang cinta. Cinta memang sumber inspirasi yang tidak akan pernah habis. Selalu banyak cerita menarik jika bercerita tentang cinta. Mulai dari yang mengharukan sampai yang sangat membahagiakan. Catatan kecil saya ini mungkin tidak bisa menceritakan semua hal tentang cinta. Tapi yang pasti dan saya yakini, apapun yang kita lakukan di dunia ini haruslah dilandasi dengan CINTA. Bagaimana dengan anda?.

Jumat, 05 Juli 2013

COBALAH LEBIH BIJAKSANA



Sumber: Internet

Saya, anda dan kita semua,  jujur pasti pernah berburuk sangka atau paling tidak salah menilai niat baik orang ke kita. Jujur saya pun pernah dan sebaliknya saya pun pernah merasakan niat baik di salah artikan oleh lain.

Sebagai manusia biasa, reaksi saya, anda, dan kita semua biasanya langsung merasa kecewa, marah, tidak puas, dan semacamnya.

Itu sah sah saja, walaupun kalau kita lebih sedikit ‘bijak’ tentu hal ini tidak perlu terjadi. Karena belum tentu hal tersebut adalah hal yang sebenarnya.

Belajar dari hal itu, saya berusaha untuk lebih bijaksana dan proporsional dalam menyikapi ’sesuatu’ yg terjadi dalam berinteraksi. Mencoba untuk tidak over reaktif. Mencoba untuk tidak ‘over pe de’ dan lebih mengasah intuisi. Baik dalam hal pekerjaan, rumah tangga, pertemanan, dsb. Intinya mencoba untuk lebih bijaksana dalam menghadapi apapun.

Sumber: Internet
Seperti kata orang ‘bule’….why don’t you try to be a wise guy…??. Memang teori lebih mudah daripada praktek tapi apa salahnya mencoba…..bagaimana dengan anda?

Selasa, 18 Juni 2013

Hargailah Bangsa Sendiri, karena kalau Bukan Kita, Siapa Lagi?


Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Demikian bapak bangsa pernah berkata. Memang seharusnya sebagai bangsa yang besar jangan melupakan sejarah. Jangan melupakan bagaiamana perjuangan ayah, kakek, buyut kita di zaman dahulu dalam membangun republik ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, sudah sepatutnya kita bangga sebagai bagian dari rakyat Indonesia yang didirikan dengan perjuangan disertai cucuran keringat dan darah dari para pahlawan kita. Kita harus bangga menyatakan diri kita sebagai orang Indonesia dimanapun berada. Apalagi sejarah mencatat berbagai torehan prestasi bangsa di berbagai belahan dunia, dengan kemerdekaan yang diperjuangkan adalah prestasi terbesar menurut saya.
Jadi tidak selayaknya, kita sebagai anak bangsa malu terhadap jati diri kita apalagi sampai ‘merendahkan’ dan menghina bangsa sendiri. Jika ini dilakukan, sama saja kita telah ‘mengkhianati’ perjuangan bapak-bapak bangsa pendahulu kita dalam menegakkan republik ini.

Memang tidak bisa dipungkiri, kita sebagai manusia terkadang sering khilaf, termasuk saya sendiri. Melihat kondisi bangsa, terutama politik dan tata kelola pemerintahan yang masih sangat jauh (menurut saya) dari ekspektasi masyarakat terkadang menimbulkan berbagai ‘gejolak’ sehingga muncul berbagai ungkapan-ungkapan yang terkesan merendahkan bangsa sendiri. “Biasalah namanya saja Indonesia, coba di negara lain pasti tidak begini”. “Yah…begitulah kualitasnya..buatan Indonesia ya begitu, makanya beli dong yang made in bla bla bla….”. Begitulah beberapa ungkapan yang mungkin pernah didengar bahkan diucapkan diri sendiri, yang intinya terkesan merendahkan bangsa sendiri.

Beberapa waktu lalu, saya membaca berita di okezone.com dengan judul berita yang menurut saya cukup ‘tendensius’ yaitu “Jero Wacik: Orang Indonesia Kreatif “Mencuri” BBM Subsidi” ==>http://economy.okezone.com/read/2013/06/18/19/823642/jero-wacik-orang-indonesia-kreatif-mencuri-bbm-subsidi <==. Pernyataannya menurut saya mungkin untuk "mengingatkan" oknum pelaku penimbunan bbm bersubsidi. Dan jika didalami mungkin bermaksud baik. Namun pernyataannya yang menyebut "orang Indonesia" seolah sama saja meng-generalisir bahwa semua orang Indonesia mempunyai perilaku sebagaimana yang disampaikannya tersebut. Sebagai orang Indonesia, saya cukup ‘tersinggung’ dengan pernyataan tersebut karena secara tidak langsung sama dengan ‘menuduh’ saya berperilaku sebagaimana disebutkan. Pernyataannya tersebut sama dengan mengatakan bahwa orang Indonesia itu semuanya “pencuri” !.

Jero Wacik
Saya rasa dengan kapasitasnya sebagai pejabat negara tidak pantas untuk mengeluarkan statement yang terkesan merendahkan tersebut. Sebagai pejabat publik, dia harusnya berusaha mendapatkan ‘legitimasi’ dari publik bukan malahan melukai perasaan publik/bangsa Indonesia. Jangan mentang-mentang memiliki kuasa, sebagai pejabat, dia seenaknya mengeluarkan pernyataan yang bersifat menuduh. Membuat statement yang tendensius!. Sebagai pejabat negara/publik, yang bersangkutan harusnya bisa memberikan contoh kepada masyarakat/rakyat Indonesia bagaimana seharusnya menghargai bangsa sendiri. Karena jika bukan kita sendiri yang menghargai bangsa kita siapa lagi?.

Ke Mana Saja Uang Penghematan Subsidi BBM Disalurkan?


Iseng-iseng saya coba menghitung ‘penghematan’ dari pengurangan subsidi bbm dan berapa yang ‘disalurkan kembali.

Pada acara di ILC beberapa waktu lalu, Wamen ESDM mengatakan konsumsi bbm RI mencapai 65 milyar liter. Jika subsidi bbm dikurangi sehingga bbm naik dari 4.500/ltr menjadi 6.500/ltr berarti ada ‘penghematan’ APBN sebesar 2.000/liter atau total 130 trilyun pertahun.


Katanya, kompensasi kenaikan bbm ini akan disalurkan melalui program BLSM selama 5 bulan sebesar 150 ribu/kepala keluarga perbulan. Jika kita ambil data orang miskin yang tertinggi dari data bank dunia yang mencapai 97,9 juta jiwa => http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/12/06/melmxl-orang-miskin-di-2013-tak-berkurang <= Maka coba kita ulangi lagi pelajaran matematika. Jika memang besaran bantuan BLSM sebesar 150 ribu/bulan, pemerintah 'menyalurkan' bantuan sebesar 14,7 trilyun perbulan atau total 73,4 trilyun selama 5 bulan. Sedangkan disisi lain, 'penghematan' yang diperoleh adalah sebesar 130 trilyun.

Yang jadi pertanyaan adalah KEMANA SISA 56,6 trilyun (pertahun) sisanya “disalurkan” ?. Menurut saya tanyakan saja kepada “rumput yang bergoyang” !.

Perilaku “Wakil Rakyat” pada Saat Sidang Pengesahan APBN-P 2013


Ada perasaan mengganjal saat menonton tayangan siaran langsung Rapat Paripurna Pembahasan RAPBN-P 2013 yang menentukan jadi naik atau tidaknya harga bbm tadi malam.

Tema acaranya sih gak begitu menarik karena sudah bisa ditebak ‘ending’nya. Namun yang menarik adalah tingkah polah para anggota dewan (yang katanya) terhormat dan katanya adalah para wakil rakyat. Bagaimana para wakil rakyat yang (katanya) terhormat begitu ketawa-ketawa dan saling bercanda pada saat akan memutuskan nasib rakyat. Mereka saling bersenda gurau pada saat memutuskan kenaikan bbm yang sangat berimbas kepada perekonomian rakyat kecil. Melihat tingkah polah mereka saya jadi ingat pernyataan almarhum Gus Dur. Mereka seolah tidak peduli bagaimana rakyat yang bergejolak bahkan dekat sekali dengan mereka diluar gedung DPR. Tingkah polah mereka yang bercanda seolah ‘menunjukkan’ sikap tidak peduli dengan penderitaan rakyat. Mereka seolah bergembira diatas penderitaan rakyat dan seolah menutup mata, hati, dan telinga mengenai apa yang akan terjadi akibat dampak kenaikan harga bbm.


Belum saja kenaikan bbm ‘diketuk palu’ harga-harga sudah merangkak naik. Seharusnya para ‘wakil rakyat’ ini peduli! Daripada alih-alih saling bercanda pada saat akan memutuskan nasib rakyat!. Nasib rakyat bukan mainan anda yang dengan seenaknya diketawakan dan disepelekan. Melihat hal ini makin menambah kemuakan dan melunturkan kepercayaan saya terhadap para ‘wakil rakyat’.

Sambil berkata dalam hati mungkin ini yang dikatakan pepatah “ibarat menari-nari diatas luka orang lain’.



Kerja Adalah Cinta - Faktor “X” Keberhasilan (?)


Terkadang butuh hal lain dari sekedar kerja keras untuk meraih keberhasilan.Terkadang faktor X juga menentukan berhasil apa tidak suatu usaha. Faktor X ini sendiri juga tidak satu, terkadang juga tergantung “tempat”. Faktor ‘kedekatan’, attitude, tingkat penerimaan diri oleh orang lain, dll merupakan beberapa contoh faktor X. Termasuk unsur “luck” juga bagian dari faktor X menurut saya. Jadi kerja keras saja tidak menjamin keberhasilan, namun tanpa kerja kita juga tidak akan dapat apa-apa.Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu sendiri tidak berusaha merubahnya.

Kahlil Gibran
Kerja adalah cinta yang ngejawantah, maka jika kau tiada sanggup bekerja dgn cinta..maka lebih baik jika kau meninggalkannya, dan mengambil tempat didepan gapura candi..lalu meminta sedekah dari mereka yang telah bekerja dengan penuh cinta (Kahlil Gibran). Bekerja dengan ikhlas, karena kerja merupakan ibadah dan bentuk lain dari aktualisasi diri. Ikuti ‘relnya. Kurangi mengeluh. Perbanyak ilmu. Rajin berdo’a. Dan nikmati prosesnya. Terkadang sesuatu yang instan itu tidak enak.Sesuatu yang diperoleh dengan menjalani proses apalagi dinikmati akan terasa lebih indah. Termasuk keberhasilan. Bukankah membeli sendiri sepeda motor dari hasil usaha sendiri lebih terasa nikmatnya daripada mendapat hadiah dari orang tua (misalnya) sebuah mobil?. Coba saja rasakan “sensasinya”. Biasanya yang kita peroleh dari hasil usaha sendiri akan lebih ‘dijaga’ ketimbang pemberian. Karena akan lebih terasa ’sensasi perjuangannya’ ketika akan memperoleh ketimbang ‘cuma’ hadiah.

Jujur..saya sendiripun belum meraih apa yang dikatakan keberhasilan itu. Tapi saya berusaha menikmati prosesnya..daripada mengeluh. Karena mengeluh bukan termasuk faktor X keberhasilan.

Ada yang bilang “jangan ragu-ragu dalam melangkah, karena meskipun pada akhirnya anda gagal namun paling tidak anda sudah selangkah didepan karena telah berusaha melangkah”. Keberhasilan adalah akibat, sedangkan berusaha/bekerja adalah sebab. Demikianlah hukum sebab akibat yang niscaya.

Jika yang telah berusaha/bekerja saja tidak menjamin keberhasilan, apalagi yang tidak?. Maka bekerja saja. Bekerja dengan penuh cinta. Mudah2an jika faktor X berpihak, niscaya keberhasilan diraih. Amiin YRA.

Koruptor Pengkhianat Bangsa! - Sebuah Kritikan atas Kunjungan Wakil Ketua DPR-RI ke LP Sukamiskin


Ada yang menggelitik perasaan saya dengan pernyataan pak Priyo Budi Santoso (PBS) pada acara ILC di TVOne beberapa waktu yang lalu. Ybs mengatakan bahwa tujuannya mengunjungi LP Sukamiskin karena ‘tiba’tiba’ tahu bahwa hari itu adalah hari kelahiran Pancasila sehingga merasa perlu memberi simpati kepada para penghuni LP yang sebagian besar adalah para KORUPTOR.
Priyo Budi Santoso - Wakil Ketua DPR-RI

Saya tidak menyalahkan perasaan simpati yang ditunjukkan, namun yang menggelitikperasaan adalah kenapa harus ke LP Sukamiskin? Kenapa harus mengunjungi para koruptor?.  Apakah pak PBS ini tidak mengerti dengan perasaan rakyat Indonesia yang sudah sangat geram/muak dengan perilaku korupsi yang terjadi di negara ini?. Sekali lagi kenapa harus para koruptor yang diberi simpati?. Kenapa perasaan simpati itu tidak diberikan, misalnya dengan mengunjungi panti-panti asuhan, panti jompo, atau daerah-daerah lain yang masih butuh perhatian dari para pengambil kebijakan. Apalagi pernyataan pak PBS yang mengatakan bahwa bagaimanapun orang-orang yang ditahan ini (dan pastinya KORUPTOR) adalah mantan pejabat dan rekan separtainya yang tidak boleh dilupakan. Pernyataan ini sangat menunjukkan ketidakpekaan ybs dengan semangat pemberantasan korupsi saat ini.

Bagi saya, dan mungkin sebagian besar rakyat Indonesia, sudah sangat muak dengan perilaku koruptor dan sekali mereka menjadi koruptor, maka mereka adalah sampah masyarakat dan pengkhianat bangsa yang telah menyakiti hati jutaan rakyat!. Koruptor tidak perlu diberi simpati, berilah simpati kepada jutaan rakyat yang untuk makan sehari saja harus berjuang mati-matian!.